BAHASA DAN KOMUNIKASI VERBAL
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
Bella Tania Putri 01011181722030
Isma Mudhiah
Nurul Humairah Nofanetta
Soumi Ramadayanti
DOSEN PENGAJAR:
Drs. Ansori, M.Si.
KEMENTRIAN RISET,
TEKNOLOGI
DAN PERGURUAN TINGGI FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Manusia adalah
makhluk sosial. Mereka hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai
manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu
cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah
komunikasi.
Komunikasi
merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia.
Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia
lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali. Komunikasi
memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus
memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi.
Komunikasi
verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral).
Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide,
pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non
verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca) bisa lebih
mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
1.2
RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud komunikasi verbal?
b. Apa saja unsur komunikasi verbal?
c. Apa fungsi bahasa sebagai bentuk komunikasi verbal?
d. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi
verbal?
e. Apa fungsi dari komunikasi verbal?
f. Apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan komunikasi
verbal?
g.
Bagaimana komunikasi
verbal yang efektif?
1.3
TUJUAN
a.
Dapat
mendefinisikan Komunikasi verbal
b.
Mengetahui apa
saja unsur komunikasi verbal
c.
Mengetahui
fungsi bahasa sebagai bentuk komunikasi verbal
d.
Mengetahui
factor factor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi verbal
e.
Mengetahui
fungsi dari komunikasi verbal
f.
Dapat membedakan
kelebihan dan kekurangan komunikasi verbal
g.
Dapat
berkomunikasi verbal dengan efektif
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi
verbal (verbal communication) adalah
bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara
tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar.
Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran
atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal.
Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah
memahami pesan-pesan yang disampaikan.
§ Contoh :
Komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan
dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon.
Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak
langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi
dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan
lain-lain.
2.2 UNSUR KOMUNIKASI VERBAL
Potter dan Perry
(1987) mengidentifikasi bahwa komunikasi verbal sangat dipengaruhi beberapa
faktor yaitu denotative and connotative meaning (kemaknaan), vocabulary
(perbendaharaan kata), pacing (kecepatan), intonation (nada suara), clarity dan
brevity (kejelasan dan keringkasan), dan timing and relevance (waktu dan
relevansi). Kemaknaan dari kata, kalimat, atau bahasa yang digunakan seseorang
menjadi hal yang sangat relevan untuk dikaji dan dimengerti oleh orang yang
sedang melakukan proses komunikasi verbal. Sebab bisa jadi satu kata akan
mengandung beribu makna.
Ada
beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:
·
Bahasa
Pada dasarnya
bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam
komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal entah
lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku
berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain.
Bahasa memiliki banyak fungsi, ada
tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif.
Ketiga fungsi itu adalah:
a.
Untuk
mempelajari tentang dunia sekeliling kita
b.
Untuk membina
hubungan yang baik di antara sesama manusia
c.
Untuk
menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
·
Kata
Kata merupakan
inti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang melambangkan atau
mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Makna kata
tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal.
Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.
2.3 FUNGSI BAHASA SEBAGAI BENTUK KOMUNIKASI
VERBAL
Bahasa dianggap
sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat
simbol, dengan alunan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang
digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Menurut Larry Barker, bahasa
memiliki 3 fungsi sebagai berikut:
1.
Penamaan (naming/labeling)
Penamaan
merupakan fungsi bahasa yang mendasar. Penamaan atau penjulukan merujuk pada
usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang yang menyebut namanya
sehingga dapat dirujuk dalam berkomunikasi
2.
Interaksi
Fungsi interaksi
merujuk pada berbagai gagasan dan emosi yang dapat mengundang simpati
pengertian ataupun kemarahan dan kebingugan
3.
Transmisi Informasi
Yang dimaksud
dengan fungsi transmisi informasi adalah bahwa bahasa merupakan media untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain. Bahasa merupakan media transmisi
informasi yang bersifat lintas waktu, artinya melalui bahasa dapat disampaikan
informasi yang menghubungkan masa lali, masa kini, masa depan sehingga
memungkinkan adanya kesinambungan budaya dan tradisi.
Dari keseluruhan komunikasi yang
kita lakukan, ternyata komunikasi verbal hanya memiliki porsi 35 %, sisanya
adalah komunikasi nonverbal. Dengan porsi demikian pun, bahasa masih memiliki
keterbatasan yaitu:
a.
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk
mewakili objek
Kata-kata adalah kategori untuk menunjuk pada objek
tertetu . Tidak semua kata tersedia untuk menunjuk pada objek.
b.
Kata-kata bersifat ambigu dan konstektual
Dikatakan bersifat ambigu karena kata-kata
merepresentasikan persepsi dan interprestasi orang-orang yang berbeda.
c.
Adanya pencampuradukan fakta dan penafsiran.
Dalam berbahasa
kita sering mencampuradukkan fakta, penafsiran dan penilaian.
2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELANCARAN KOMUNIKASI VERBAL
1.
Faktor Intellegensi
Orang yang memiliki intellegensi yang tinggi
biasanya memiliki banyak pembendaharaan kata dibandingkan orang yang memiliki
intellegensi rendah.
2.
Faktor budaya
Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda.
Seperti di Indonesia yang memiliki keragaman suku. Suku Sunda, Batak memiliki
bahasanya masing-masing.
3.
Faktor Pengetahuan
Orang yang memiliki pengetahuan banyak akan
mendorong yang bersangkutan untuk berbicara lancar dengan pembendaharaan kata
yang banyak
4.
Faktor Kepribadian
Orang memiliki sifat pemalu, atau pendiam biasanya
sedikit berbicara pada orang lain disebabkan tidak terbiasa berkomunikasi.
5.
Faktor Biologis
Adanya kelainan
sehingga mengganggu saat berbicara.
6.
Faktor Pengalaman
Orang yangbanyak berkomunikasi baik berbicara dengan
orang lain, individu atau massa, akan dapat berbicara secara lancar.
2.5 FUNGSI KOMUNIKASI VERBAL
Secara garis
besar fungsi komunikasi Verbal ada dua, yaitu fungsi terhadap masyarakat dan
fungsi terhadap individu.
Menurut Lasswell dan Wright ada
empat fungsi sosial, yaitu:
a.
Pengawasan
lingkungan.
b.
Korelasi
antarbagian dalam masyarakat terhadap lingkungannya.
c.
Sosialisasi.
d.
Hiburan.
Kemudian menurut Lazarsfeld dan
Merton fungsi sosial adalah:
a.
Memberikan
status.
b.
Memperkokoh
norma-norma sosial.
Fungsi terhadap individu ada tujuh,
yaitu:
a.
Pengawasan atas
pencarian informasi.
b.
Mengembangkan
konsep diri.
c.
Fasilitas dalam
hubungan sosial.
d.
Substitusi dalam
hubungan sosial.
e.
Membantu
melegakan emosi.
f.
Pelarian dari
ketegangan dan keterasingan.
g.
Sebagai bagian
dari kehidupan rutin atau ritualisasi.
2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KOMUNIKASI
VERBAL
§
KELEBIHAN
1.
Komunikasi dapat
disampaikan melalui tulisan maupun lisan
2.
Komunikasi verbal
dapat digunakan untuk membahas kejadian masa lalu, ide atau abstaksi.
3.
Komunikasi
menggunakan kata-kata akan lebih mudah dikendalikan daripada dengan menggunakan
bahasa isyarat ( gerakan badan/tubuh) atau ekspresi wajah
§ KEKURANGAN
1. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi,
repetisi, ambiguity, dan abtraksi
2. Adanya keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk
mewakili objek.
3. Kata-kata mengandung bias budaya.
4. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan
pikiran kita secara verbal. Sehingga dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak
efisien.
5.
Kata-kata yang
disampaikan dalam suatu percakapan hanya membawa sebagian dari pesan.
2.7 KOMUNIKASI VERBAL EFEKTIF
Adapun komunikasi
verbal yang efektif harus :
1.
Jelas dan Ringkas
Komunikasi yang
efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang
digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai
dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan
contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami. Ulang bagian yang
penting dari pesan yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa,
mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan
kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana.
§ Contoh: “Katakan pada saya dimana rasa nyeri anda”
lebih baik daripada “saya ingin anda menguraikan kepada saya bagian yang anda
rasakan tidak enak.”
2.
Perbendaharaan Kata
Komunikasi tidak
akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan.
§ Contoh: Banyak istilah teknis yang digunakan dalam
keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak mampu
mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan
istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan “Duduk, sementara saya akan
mengauskultasi paru-paru anda” akan lebih baik jika dikatakan “Duduklah
sementara saya mendengarkan paru-paru anda
3.
Arti Denotatif dan Konotataif
Arti denotatif
memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti
konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata.
§ Contoh : Kata serius dipahami klien sebagai suatu
kondisi mendekati kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis untuk
menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi dengan klien,
perawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah
tafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi dan kondisi
klien.
4.
Selaan dan Kesempatan Berbicara
Selaan perlu
digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar
untuk mendengarkan dan memahami arti kata. Kecepatan dan tempo bicara yang
tepat turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal.
§ Contoh : Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat
pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang
menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara dengan
cepat sehingga kata-kata tidak jelas. Selaan yang tepat dapat dilakukan dengan memikirkan
apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari
pendengar yang mungkin menunjukkan. Perawat juga bisa menanyakan kepada
pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk
diulang.
5.
Waktu dan Relevansi
Waktu yang tepat
sangat penting untuk menangkap pesan.
§ Contoh: Bila klien sedang menangis kesakitan, tidak
waktunya untuk menjelaskan risiko operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara
jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan
secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan waktu
untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika
pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.
6.
Humor
Dugan (1989)
mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang
disebabkan oleh stress dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan
dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa
humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan
sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas,
memfasilitasi relaksasi pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa
takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi
dengan klien.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Komunikasi
verbal tersebut dipergunakan manusia guna mengungkapkan perasaan, emosi,
pemikiran, gagasan, atau maksud merek, menyampaikan fakta, data, serta
informasi dan menjelaskannya. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang
peranan penting. Bahasa yang digunakan seseorang biasanya mengisyaratkan arti
khusus yang kadang hanya dimengerti oleh komunitas tempat individu
berada.setiap individu memiliki bahasa yang berbeda-beda namun tetap memiliki
arti atau tujuan yg sama dalam berkomunikasi.
Kemaknaan dari
kata, kalimat, atau bahasa yang digunakan seseorang menjadi hal yang sangat
relevan untuk dikaji dan dimengerti oleh orang yang sedang melakukan proses
komunikasi verbal. Komunikasi secara verbal tersebut akan memberikan informasi
yang cukup jelas maknanya karena disampaikan secara langsung oleh individu.
3.2 SARAN
Bagi kita dan
generasi akan datang harus sepatutnya untuk mengetahui dan memahami komunikasi
yang efektif dalam komunikasi verbal. Kepada
para pembaca jika ingin lebih mengetahui tentang “jenis-jenis komunikasi” dapat
kita baca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang jenis-jenis komunikasi
serta mencari di internet.
DAFTAR PUSTAKA
https://rusdihamid374.wordpress.com/2014/02/05/makalah-komunikasi-verbal-dan-non-verbal/
https://www.academia.edu/9730116/Komunikasi_verbal_dan_non_verbal
http://silashendri.blogspot.co.id/2015/05/tugas-makalah-komunikasi-verbal-dan-non.html
http://sosiologimenulis.blogspot.co.id/2014/06/makalah-komunikasi-verbal.html
https://rennydund.wordpress.com/2010/12/24/hello-world/
Komentar
Posting Komentar